Kamis, 11 November 2010

Rangkaian Upacara Ngaben

Secara umum makna ritual Ngaben atau kremasi adalah menghantarkan Sang Diri ke tempat terbaik yang telah digariskan dan ditentukan sesuai hukum karmanya.
Adapun rangkaian ritual tersebut adalah sebagai berikut 1. Meminta Hari Baik ke Pendeta sebagai persiapan bagi keluarga           yang akan melaksanakan ritual tersebut
 2.  Memulai prosesi upacara :

      Nanceb / Ngruak Karang
Ritual ini merupakan tanda awal dimulainya rangkaian upakara Ngaben. Yang dimulai dengan peresmian secara Niskala ( ngambe ) terhadap tempat untuk melaksanakan kegiatan yang dalam bahasa bali disebut PETAK.

      Ngaturang Pengucak ke Gria
Sebagai penegasan kembali terhadap Pendeta yang akan menyelesaikan Ritual Ngaben.

      Maolahan
Dimulai dengan pemotongan babi yang akan digunakan untuk bahan sesaji yang diawali dengan menghaturkan sesaji ke Kuburan sebagai permakluman bahwasanya kegiatan pemotongan akan dimulai.

      Ngendagin
Ritual Ngendagin ini merupakan ritual permohonan ke hadapan Dewa Siwa selaku penguasa Pura Dalem dalam kepercayaan Hindu untuk memohon Roh yang akan diupacarai yang selanjutnya Sang Roh dipersonifikasikan dengan sesaji yang disebut “ Sanggah Urip “. Kegiatan memohon serta menjemput Sang Roh ini di laksanakan di Pura Dalem dan kuburan. Yang selanjutnya Sang Roh yang sudah dipersonifikasikan dengan Sanggah Urip di iringi oleh keluarga dan keturunan di bawa ke tempat upacara ( PETAK ).

      Ngagah
Kegiatan ngagah (menggali ) dimulai pada pagi hari dengan menggali kuburan untuk kemudian mengangkat tulang mayat yang akan di upacarai yang selanjutnya tulang – tulang tersebut dibersihkan ditaruh diatas kain kafan putih dan ditempatkan pada Sanggah Tawulan (tempat tulang di kuburan).

     Ngaskara
Ritual ini dimulai dengan kegiatan Ngening yaitu ritual membersihkan Roh yang sudah dipersonifikasikan dalam wujud sesaji ke sumber mata air yang disucikan.
Selanjutnya diikuti dengan kegiatan Ngaskara itu sendiri yang berupa pemberian sesaji terhadap Sang Roh dan diikuti dengan Pemberkahan terhadap cucu – cucu nya yang masih hidup.

      Pengutangan
Merupakan puncak dari upacara ngaben. Kegiatan ini dimulai dengan peresmian secara Niskala terhadap Bade (kendaraan bagi Sang Roh). Tirta Toya Pangentas yang merupakan Surat Ijin Jalan bagi Sang Roh selanjutnya di percikan, yang diikuti dengan penempatan Sang Roh menuju Bade.
Kegiatan yang paling dinanti yaitu perjalanan Bade menuju kuburan adalah setelahnya dan diikuti dengan pembakaran terhadap Bade dan Lembu yang sebelumnya telah diisi tulang mayat.

      Pengiriman
Kegiatan pertama dalam ritual ini adalah memungut sisa tulang yang sudah dibakar bersama Bade dan Lembu. Selanjutnya sisa tulang tersebut dirangkaikan dengan sesaji tertentu dan diupacarai untuk Sang Roh dengan rangkaian sesaji tersebut yang selanjutnya disebut “ Puspa “. Kemudian Puspa ini dihanyutkan di laut sebagai symbol penghantaran Sang Roh menuju tempat yang terbaik sesuai hukum karmanya.


       Mapegat
Salam perpisahan untuk dapat melanjutkan perjalanan panjang di alam yang berbeda adalah makna dari ritual ini, serta merupakan ritual terakhir dalam rangkaian upacara ngaben.

         Namun Perjalanan Sang Diri yang maha panjang belumlah habis dengan upacara Ngaben. Ritual Ngasti atau Mendak Nuntun adalah berikutnya.
         Semoga tulisan ini dapat memberi setetes manfaat bagi sahabat - sahabat yang telah membaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar